Hanuang.com

Home

Winarni Berikan Arahan dan Sosialisasi 1000 HPK di Desa Pauh Tanjung Iman

Hanuang.com – Winarni berikan arahan dalam kegiatan Sosialisasi 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) di Desa Pauh Tanjung Iman, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), Senin, (04/10/2021).

Dalam sambutannya Kepala Desa Pauh Tanjung Iman, bersama aparatur desa dan dibantu warga serta pemerintah kabupaten Lampung Selatan telah menjalankan program bantuan kepada warga yang anaknya mengidap stunting, pembentukan remaja peduli stunting.

Di Desa Pauh Tanjung Iman terdapat 11 anak yang terpapar Stunting. Namun berkat program yang sudah dijalankan kondisi terkini sudah berkurang menjadi 6 anak. Dengan menggunakan anggaran dana desa kami juga menjalankan program memberikan tambahan asupan makanan bergizi.

Program 1000 HPK ini adalah program yang dicanangkan oleh Dinas Pendidikan. Program ini bertujuan untuk menekan angka Stunting yang ada di seluruh Kabupaten Lampung Selatan.

Selaku Duta Swasembada Gizi Winarni menghimbau, “Semua yang hadir dalam acara sosialisasi ini, setelah dari sini wajib memberikan pengetahuan tentang pentingnya 1000 HPK” Kata winarni.

Winarni juga mengajak warga berinteraksi dengan memberikan pertanyaan seputar stunting.

Dalam kegiatan ini juga hadir ketua Dharma Wanita Persatuan Lampung Selatan (Ibu. Yani Thamrin), Kepala Dinas Kesehatan (Bpk. Jhoniansyah), PLT Dinas Perikanan (Bpk.Dwi Jatmiko), Kepala Bidang Dinas Catatan Sipil (Bpk. Rahman), Kepala Dinas Dalduk dan KB (Ibu Eka Riantinawati), Kepala Dinas PP dan PA (Bpk Anasrullah), Kepala Bidang BAPPEDA (Ibu Zulfina), Camat Kalianda (Bpk. Zaidan), Wakil Penanggung jawab 3 pokja, Bunda Paud Lampung Selatan (Ibu Rohana Yespi Qori), Kepala Desa Pauh Tanjung Iman (Bpk. Maharuddin), Kepala Bidang Dinas Pendidikan (Bpk. Ahmadin)

Di 1000 HPK ini dimulai dari 0 – 24 bulan, ini adalah fase terbentuknya organ yang penting yaitu terbentuknya pertumbuhan otak dan kejiwaan.

Kekurangan gizi pada fase ini, bisa menyebabkan anak mengidap stunting. Jika penanganan stunting ini sudah lebih dari 24 bulan, maka penanganannya sudah terlambat dan tidak bisa diperbaiki.

” Bapak ibu kalau tetangganya ada ibu hamil, ada balita, atau batuta, semua diajak untuk mengunjungi posyandu atau fasilitas kesehatan ya.” Kata ibu Winarni.

Menurutnya untuk menekan angka stunting di Desa ini bukan hanya menjadi tugas dari Posyandu dan tenaga kesehatan, tapi ini menjadi tugas dan kewajiban kita untuk menyampaikan kepada seluruh masyarakat.

Dilakukan juga penyerahan bantuan dari desa secara simbolis. Penyerahan diberikan oleh Duta Swasembada Gizi kepada perwakilan masyarakat

Dalam kegiatan ini Ibu Winarni juga mengunjungi kebun TOGA (Tanaman Obat Keluarga) milik warga Desa Pauh Tanjung Iman. Banyak berbagai macam tanaman yang berkhasiat untuk dijadikan obat.

Dalam kegiatan ini ibu Duta Swasembada Gizi mengunjungi dan memberi arahan kepada Remaja Genre di Desa Babulang. Winarni menyampaikan, pentingnya pencegahan stunting dengan cara, mengindari pernikahan dini, menghindari Narkoba, Menghindari seks bebas.

“Harus bercita cita tingginya, harus bertanggung jawab, untuk yang perempuan harus paham dengan sistem reproduksi yang baik” Kata winarni kepada Remaja Genre

Dalam kegiatan ini disampaikan juga oleh Winarni terkait program Swasembada Gizi antara lain
Layanan Khusus Ibu dan Anak (KIA), Layanan Gizi. Air Minum dan Sanitasi. Layanan Paud. Layanan Sosial.

Dalam materinya ibu Zulfina Kepala bidang BAPPEDA. Kasus stunting di Kab Lampung Selatan ditahun 2016 ada 43 persen lalu di tahun 2018 26 persen dan berkat kerjasama semua pihak di 2020 sudah turunenjadi 5 persen. Menurutnya tidak hanya infrastruktur yang harus di dahulukan, tapi program Stunting juga di kedepankan.

Jhoniansyah selaku Kepala Dinas Kesehatan menyampaikan. ” Sesuai dengan Data Base di tahun 2019 terdapat 13 kasus Stunting dan tahun 2020 6 kasus, di tahun 2021 3 kasus”. Interfensi sensitif pertama, kami harus memastikan bantuan kesehatan kepada penderita stunting serta imunisasi terhadap balita dan vaksin covid untuk ibu hamil.”

Menurutnya setiap Desa harus mempunyai Inovasi yang tujuan mempermudah Keluarga penderita Stunting dalam mendapatkan Bantuan.

Kepala dinas Dalduk dan KB juga menyampaikan, terkait penurunan stunting kami akan membentuk team pendamping untuk keluarga penderita Stunting. Calon pengantin agar di dampingi dan diberikan pelayanan Keluarga Berencana, mulai dari sistem reproduksi sampai program pola asuh anak yang baik.

Bapak Anas selaku Kepala Dinas PP dan PA menyampaikan, bahwa pola pendidikan anak sekarang ini harus lebih berhati hati. Jangan sampai menyinggung psikis anak, karena hal ini akan sulit disembuhkan. “Kalau anak nangis jangan dibiasakan anak dikasih gadget ya ibu bapak, gadget bisa membuat anak jadi antisosial” Kata bapak Anas.

Diakhir sambutannya ibu Winarni menyampaikan harapannya Semoga dengan diselenggarakannya sosialisasi 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) ini, dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi kita semua terutama bagi kaum ibu dalam upaya pencegahan Stunting, agar ke depannya anak-anak kita semua tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas. (Au)

Share

BERITA TERBARU