Hanuang.com – PCNU Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) menggelar upacara puncak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2019.
Kegiatan tersebut diisi dengan apel kebangsaan dan kirab yang digelar di lapangan Cipta Karya, Kalianda, Lamsel, Minggu, (27/10/19).
Acara ini merupakan puncak kegiatan Hari Santri Nasional PCNU Lamsel yang dimulai dari Haul Pahlawan Nasional Raden Intan II, dilanjutkan dengan semua NU Kecamatan menggelar Do’a Istigozah dan Salawat Nariyah, tujuannya untuk keselamatan bangsa dan negara Indonesia.

“Upacara hari santri dilanjutkan dengan pawai karnaval, semua elemen setiap tahun bersyukur dengan Pemerintahan pak Jokowi yang membuat hari santri menjadi Nasional” ungkap H. Mahfud, selaku Ketua PCNU Lamsel.
Diketahui bahwa dalam sejarah, NU tampil paling depan merebut kemerdekaan RI, peringatan puncak di Lamsel ini juga sebagai bentuk mengenang jasa dan perjalanan para santri serta ulama.
Ada hal menarik dalam kegiatan tersebut, karena orang nomor satu di Lamsel tak hadir dalam kegiatan akbar itu, ketika Ketua PCNU Lamsel dikonfirmasi, dirinya menyatakan bahwa memang sengaja tak mengundang Nanang Ermanto.

“Bupati tidak diundang oleh PCNU, karena panitia sudah dua kali mengadakan audiensi untuk diberikan support, tapi tidak diberikan respon yang positif” tambahnya.
“Proposal sudah kita ajukan, tapi tak ada perhatian, makanya kita pertanyakan ini semua, mestinya acara yang sudah menjadi agenda tahunan ini direspon. Seharusnya siapapun pemimpinnya harus memperhatikan para santri dan memberikan dukungan” bebernya.
Namun dilokasi hadir Ketua DPRD Lamsel, H. Hendry Rosyadi, SH, MH beserta jajaran dan ada juga H. Antoni Imam dan lainnya.
“Yang hadir H. Hendry Rosyadi beserta jajaran karena dia perwakilan rakyat, dan mereka memang kita undang, tidak ada nuansa politik untuk Tahun 2020, karena menurut saya sudah hal yang wajar mereka menghadiri acara yang luar biasa ini, para ulama dan ustadz pimpinan Ponpes juga banyak yang hadir” ungkapnya.

“Kapolres juga memberikan support luar biasa, dengan memberikan 150 hadiah bingkisan kepada para santri, karena beliau tau bahwa peristiwa ini luar biasa, semua diakomodir oleh beliau” jelasnya.
Menurutnya, seorang pemimpin atau pemangku kebijakan jangan sampai melupakan hari Santi, karena santri merupakan salah satu tonggak utama dalam kemerdekaan RI.
“Seharusnya pemerintah itu mengerti dan tau sejarah para santri, ya kalau disingkat mah Jas Hijau, yakni artinya jangan sekali-kali menghilangkan jasa ulama” tutupnya. (Arya)