Hanuang.com

Home

Ini Berbagai Kontroversi Event Musik Djarum Di Lapangan Raden Intan

Hanuang.com – Acara Konser Music Bold Xperience Dalam Rangka Memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke 63 Kab. Lampung Selatan Tahun 2019 banyak menimbulkan kontroversi diberbagai kalangan, Rabu, (20/11/19)

Menurut EO selaku pelaksana kegiatan menyatakan bahwa acara besar yang digelar di Stadion Radin Intan II Kalianda tersebut memang agenda tahunan dari salah satu produk rokok ternama itu.

(Izin Pemakaian Lokasi Yang Diterbitkan Oleh Dispora Lamsel)

“Ya ini memang acara tahunan dari bold, hanya saja saat kami mengurus izin, Pemkab Lamsel mau sekalian ikut ngucapin HUT nya.

Banyak kontroversi dari masyarakat, karena sebagian masyarakat Kalianda hanya tahu kegiatan tersebut merupakan rangkaian HUT Lamsel Ke-63 Tahun, dan terbuka untuk umum.

“Kirain gratis bang, tapi harus nunjukin produk atau beli produk dulu baru boleh masuk, ya bisa beli produk rokok gitulah” ungkap salah seorang pengunjung.

(Anak-Anak Dibawah Umur Yang Berada Bebas Di Lokasi)
(Banyak Anak-Anak Dibawah Umur Berada Didalam Lokasi)

Nurul, selaku perwakilan EO membenarkan atas kegiatan komersial yang digelar oleh salah satu produk Djarum tersebut.

“Ya kita udah urus izin sewa tempat ke Dispora dan izin keramaian di Polda Lampung serta Polres Lamsel. Yang boleh masuk itu umur 18 tahun keatas dengan menunjukkan salah satu produk dari kami” tuturnya.

Ditempat yang sama, Kabid Sarpras Dispora Lamsel, Setiawan membenarkan atas sewa lokasi tersebut.

“Ya sewa lokasi itu sesuai dengan Perda yang ada dan peruntukannya untuk apa jenisnya itu memang sudah diatur, sewanya perhari itu 2,5 juta” jelasnya.

Terkait bagaimana teknis acara di lapangan, pihaknya belum bisa menjelaskan secara rinci dan mendetail.

“Ya yang penting tertib aturan” tambahnya.

(Lautan Sampah Sesusai Acara)

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun di lokasi, kegiatan tersebut banyak dugaan fakta kegiatan menyalahi aturan, yakni acara terlihat sepi karena unsur komersial, didalam lokasi juga banyak anak dibawah umur, dan juga banyak wartawan yang merasa diusir saat peliputan, serta para olahragawan sepak bola yang merasa kecewa karena lapangan yang sejatinya dipakai bermain bola tersebut dipakai untuk berbagai acara yang dapat merusak rumput.

selain itu tidak ada koordinasi dengan pemuda wilayah setempat. Bahkan acara yang sejatinya dihadiri Bupati Lamsel, Nanang Ermanto tersebut tidak ada di lokasi.

“Kami diusir, katanya ditanya id card mana, terus kami tunjukkan, tapi tetap tidak diperbolehkan meliput, padahal kami taunya itu masuk dalam rangkaian agenda Pemkab Lamsel” ungkap salah seorang wartawan. (Arya)

Share

BERITA TERBARU