Hanuang.com – Terkait beredarnya pemberitaan disalah satu media online yang menjelaskan bahwa dilingkungan Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan (Lamsel) mengeruk keuntungan, Widodo angkat bicara, Rabu, (02/10/19).
Sebelumnya dirinya dituding memanfaatkan statusnya sebagai Ketua KTNA Penengahan, dan dirinya menyanggah hal itu semua.
“KTNA ini organisasi yang tidak bisa meminta bantuan, yang bisa meminta bantuan tersebut yakni kelompok tani (Poktan)” ungkapnya.
“Saya juga tidak pernah menjual bibit padi dan jagung dari Pemerintah, bodoh sekali jika sampai menjual begitu, apalagi ke kelompok lain, saksinya masih ada kok sampai sekarang ini,” tambahnya.
Terkait proposal yang dikatakan tersebut mengungkapkan bahwa hanya berhenti kepadanya, lagi-lagi Widodo menyanggah itu semua.
“Proposal terkait program kehutanan sosial masyarakat itu tidak berhenti disaya, saya sudah kirim ke pusat, dan saya ada data hasil verifikasinya. Mungkin karena tahun kemarin itu tahun politik jadi belum terealisasi” jelasnya.
Selain itu dijelaskan juga tentang bantuan Alsintan yang sebelumnya diberitakan tidak jelas peruntukkan dan lokasi yang tidak transparan, kembali dirinya menampik itu semua.
“Peruntukkannya jelas, dan Alsintan itu ada, bisa saya tunjukkan kok, malahan sekarang Alhamdulillah Alsintan tersebut sudah ada hasil dari Kas kelompok tani yang dibelikan Alkon dan hingga sekarang terus dipakai oleh anggota kelompok. Dan terkait kas KTNA Penengahan itu adanya dibendahara yakni di pak Ngadiwanto, dan semua catatan itu ada semua disana termasuk catatan peminjaman seluruh anggota” bebernya.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, Widodo mengatakan bahwa pihaknya selama ini sudah sesuai dengan prosedur, dan dirinya juga siap jika akan dilakukan pembuktian ataupun audit dari pihak terkait. (Arya)