Hanuang.com — Matahari belum terlalu tinggi ketika warga Desa Sukaraja, Kecamatan Palas, mulai berdatangan ke balai desa, Kamis pagi (16/10/2025). Suasana tampak hangat dan bersahabat. Di antara kursi plastik yang tersusun rapi, tampak tokoh masyarakat, pemuda, dan ibu-ibu duduk berdampingan.
Hari itu, mereka kedatangan tamu penting Anggota DPRD Lampung Selatan Komisi II, Ahmad Al Akhran, yang menggelar Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan (IPWK) ke-2.
Bagi Ahmad Al Akhran, kegiatan seperti ini bukan sekadar agenda formal legislatif. Ia menyebutnya sebagai “panggilan hati”, untuk menanamkan kembali semangat kebangsaan yang mulai luntur di tengah derasnya arus zaman.
“Dengan kegiatan ini, semoga masyarakat kembali bersemangat untuk menjaga NKRI dengan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya, disambut tepuk tangan hadirin.
Dalam paparannya, Al Akhran menegaskan bahwa Pancasila bukan hanya simbol negara, melainkan juga pedoman hidup bersama bangsa Indonesia. Lima sila yang terkandung di dalamnya, kata dia, harus menjadi napas dalam setiap sendi kehidupan bermasyarakat.
“Pancasila sudah menjadi nilai-nilai falsafah bangsa Indonesia. Ia bukan sekadar hafalan, tapi harus dihidupkan dalam tindakan nyata,” katanya.
Baginya, tantangan zaman modern bukan hanya soal teknologi atau ekonomi, tetapi juga krisis nilai dan moral. Ia menilai, semangat gotong royong, toleransi, dan nasionalisme yang dulu begitu kuat, kini perlahan mulai tergerus.
Suasana berubah hening ketika Ahmad Al Akhran mulai membahas bahaya narkoba. Nada suaranya tegas, namun penuh keprihatinan. Ia menatap para pemuda yang duduk di barisan depan, seolah ingin memastikan pesannya benar-benar sampai.
“Masalah narkoba, saran saya: bila baru coba-coba, berhentilah. Yang sudah terjerumus, berhenti. Dan bagi yang belum, jangan pernah coba-coba,” ujarnya lantang.
Menurutnya, narkoba adalah musuh bersama yang merusak akal sehat dan menghancurkan masa depan generasi muda. Karena itu, perlawanan terhadapnya tidak bisa hanya mengandalkan aparat penegak hukum, tetapi harus melibatkan semua pihak — orang tua, guru, tokoh masyarakat, dan lingkungan sekitar.
“Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait untuk memberantas peredaran narkoba di daerah kita,” tegasnya.
Ia berjanji akan terus mendorong program-program yang meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya narkoba, sembari memperkuat pengawasan agar peredaran barang haram itu tidak semakin meluas ke pelosok desa.
Bukan hanya narkoba, Al Akhran juga menyoroti maraknya judi online yang kini telah menjangkau masyarakat pedesaan. Ia menyebut fenomena ini sebagai “penyakit digital” yang diam-diam menggerogoti ekonomi dan moral masyarakat.
“Judi online dapat merugikan diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Saya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tidak terlibat dalam aktivitas ini,” imbaunya.
Menurutnya, kemudahan akses internet membuat jebakan judi online kian sulit dihindari. Bahkan, ia menerima banyak laporan warga yang kehilangan harta benda akibat kecanduan taruhan daring.
“Judi dalam bentuk apa pun pasti berdampak buruk. Saya berharap masyarakat Kecamatan Palas dan Lampung Selatan umumnya dapat menghindari kegiatan ini demi kebaikan bersama,” tutur Al Akhran.
Di penghujung acara, Ahmad Al Akhran kembali mengingatkan bahwa pembangunan bangsa tidak hanya berbicara soal infrastruktur, tetapi juga tentang membangun karakter dan moral masyarakat. Ia berharap, semangat nasionalisme dan nilai-nilai Pancasila yang disampaikan hari itu dapat benar-benar tumbuh di hati warga Sukaraja.
“Semoga apa yang kami sampaikan bisa memperkuat semangat kebangsaan, membentuk masyarakat yang bersih dari narkoba, serta menjauhkan diri dari judi online yang merusak kehidupan,” pungkasnya.
Warga yang hadir tampak antusias dan memberikan apresiasi. Kepala Desa Sukaraja mengaku kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan, terutama di tengah tantangan sosial yang semakin kompleks.
Bagi Ahmad Al Akhran, sosialisasi IPWK bukan sekadar seremonial bulanan, tetapi bagian dari ikhtiar menjaga moral bangsa. Ia percaya, jika nilai Pancasila terus dipupuk dan generasi muda dijauhkan dari narkoba serta judi online, maka Indonesia akan tetap berdiri tegak bukan hanya karena kuatnya ekonomi, tetapi karena kokohnya jiwa kebangsaan dan moral rakyatnya. (Arya)